Kamis, 28 November 2019

Siklus Pengembangan Sistem Informasi

Pengertian dan Alasan
     
   Pengembangan sistem informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem (System Development).
   Pengembangan sistem didefinisikan sebagai menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada.

Alasan Pengembangan Sistem :

     1.   Adanya permasalahan

Adanya ketidakberesan
Pertumbuhan Organisasi

     2.   Untuk meraih kesempatan-kesempatan
     3.   Adanya instruksi (pimpinan, pemerintah)


   Sebenarnya untuk menghasilkan sistem informasi tersebut terdiri dari:

   System Analysis: upaya mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan masalah masalah apa saja yang ada pada sistem.
   System Development: langkah-langkah mengembangkan sistem informasi yang baru berdasarkan gambaran cara kerja sistem & permasalahan yang ada.

Konteks Pengembangan Sistem




Metode Pengembangan Sistem



   Banyak metode pengembangan sistem yang tersedia.
Metode yang paling dikenal disebut juga sebagai System Development Life Cycle (SDLC) atau sering juga disebut sebagai Water Fall Method.
Alternatif metode lainPrototyping : CASE tools, Joint Application Design (JAD), Rapid Application Development (RAD), Agile Methodologies, eXtreme Programming.
System Development Lifecycle (SDLC)


SDLC merupakan metode pengembangan sistem paling tua
Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar
Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena:

Banyak memerlukan sumber daya
Tidak fleksibel
Sulit untuk melakukan perubahan aplikasi dengan pngambilan keputusan yang cepat
SDLC lebih dari sekedar fase
Prinsip Manajemen
Perencanaan dan Pengawasan
Pengorganisasian dan Penjadwalan
Penyelesaian Masalah

1. System development life cycle (SDLC)
Menyediakan keseluruhan framework untuk mengelola proses pengembangan sistem, for managing systems development process

2 Pendekatan Pengembangan SDLC
Predictive approach – assumes project can be planned out in advance
Adaptive approach – more flexible, assumes project cannot be planned out in advance
Semua proyek menggunakan beberapa variasi SDLC
SDLC terdiri dari 5 fase
Masing masing fase terdiri dari aktivitas yang saling terkait / berhubungan

3 Aktivitas utama
Analisa: memahami kebutuhan bisnis
Desain: membuat konsep solusi pengembangan sistem berbasi komputer
Implementasi: konstruksi / pembuatan, testing, dan instalasi
2 Fase tambahan
Perencanaan Proyek
Support / Dukungan / Maintenance



a. Fase Perencanaan

Mendefinisikan Masalah
Mengkonfirmasikan kelayakan proyek
Membuat jadwal proyek
Menentukan staff yang terlibat dalam

b. Fase Analisa

Mengumpulkan informasi
Mendefinisikan kebutuhan – kebutuhan sistem
Membangun prototipe yang sesuai atau memenuhi kebutuhan sistem
Menentukan prioritas kebutuhan sistem
Membuat prototipe atas prioritas dan melakukan evaluasi terhadap
alternatif yang dipilih
Mereview rekomendasi terhadap pihak manajemen

c. Fase Desain

Desain Level Tinggi (Arsitektur Sistem)
Desain dan integrasi jaringan
Desain arsitektur aplikasi
Desain Level Rendah
Desain user interface
Desain sistem interface
Desain dan integrasi database
Prototype desain secara lengkap
Desain dan integrasi pengawasan sistem

d. Fase Implementasi

Mengumpulkan informasi
Membangun komponen – komponen perangkat lunak
Melakukan verifikasi dan pengujian
Mengkonversi data
Melakukan training user dan mendokumentasikan sistem
Menginstall sistem

e. Fase Support/Dukungan

Memelihara Sistem
Memperbaiki system
Mendukung Pengguna
Help desk




Pendekatan Pengembangan Sistem

   Biasanya sebuah langkah akan diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. Keuntungan menggunakan metodologi ini requirement harus didefinisikan lebih mendalam sebelum proses coding dilakukan. Disamping itu metodologi ini memungkinkan sesedikit mungkin perubahan dilakukan pada saat proyek berlangsung. Namun, metodologi ini juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya desain harus komplit sebelum programming dimulai, serta jika terjadi fase yang terlewati, maka biaya yang akan ditimbulkan akan lumayan besar.
   Bagian dari metodologi ini antara lain Waterfall Modeling dan Parallel Development. Berbeda dengan Waterfall Modeling, Parallel Development memungkinkan beberapa fase dilakukan secara bersama-sama untuk mempersingkat waktu.


Structural Design

   Merupakan sebuah metode pengembangan sistem dimana antara satu fase ke fase yang lain dilakukan secara berurutan.

Masalah yang terjadi pada pendekatan Waterfall
Persyaratan sistem “terkunci ” setelah ditentukan (tidak dapat berubah
Keterlibatan pengguna terbatas (hanya dalam fase analisa kebutuhan
sistem)
Terlalu banyak fokus pada fase SDLC yang dapat merugikan praktek-praktek
pengembangan sistem informasi


Pendekatan Pengembangan Sistem

   Phased Development membagi sistem secara keseluruhan menjadi beberapa versi sistem. Setelah desain untuk versi pertama selesai maka akan dilanjutkan ke implementasi. Setelah versi pertama terselesaikan, maka pengembang akan memulai lagi ke versi selanjutnya.
Metodologi prototyping melakukan analisis, desain dan implementasi secara bersamaan, kemudian dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapat review dari pengguna. Sebuah prototiping adalah sebuah sistem dalam fungsi yang sangat minimal.
   Sedangkan metodologi Throwaway Prototyping hampir sama dengan metodologi Prototyping. Perbedaannya bahwa pada metodologi ini, analisis dilakukan lebih mendalam lagi.




Rapid Application Development (RAD)

   Metodologi ini melakukan beberapa penyesuaian terhadap SDLC pada beberapa bagian sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan pengguna. metodologi ini biasanya mensyaratkan beberapa teknik dan alat2 khusus agar proses bisa cepat.






Sumber :
https://futuhm.wordpress.com/2016/03/03/pengembangan-sistem-informasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar