PERENCANAAN
A.
Proses Perencanaan
Proses perencanaan
dalam suatu bisnis sangat penting sekali, tanpa
perencanaan maka dalam suatu organisasi tidak akan mendapatkan tujuan yang
ingin dicapai maka dari itu untuk membentuk dan menjalankan suatu organisasi maka kita harus
menentukan sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan perencanaan.
2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan.
3. Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang.
4. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan.
5. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
1. Menentukan tujuan perencanaan.
2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan.
3. Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang.
4. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan.
5. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
TIPE PERENCANAAN YANG DIGUNAKAN PARA MANAJER
Meliputi :
Meliputi :
1. Perencanaan Jangka pendek (Short Range Plans)
2. Perencanaan Jangka panjang (Long Range Plans)
3. Perencanaan Strategi
4. Perencanaan Operasional
5. Perencanaan Tetap
6. Perencanaan Sekali Pakai
1. Perencanaan Jangka Panjang & Jangka Pendek
Ø
Perencanaan Jangka Pendek adalah
Perencanaan untuk jangka waktu 1 tahun atau kurang .
Ø
Perencanaan Jangka Menengah adalah
Perencanaan untuk jangka waktu 1 s/d 2 tahun.
Ø
Perencanaan Jangka Panjang adalah
Perencanaan untuk Jangka waktu 5 tahun atau lebih.
2. Perencanaan strategi dan operasional
Perencanaan
Strategi adalah Kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif yang telah
diarahkan.
Menentukan tujuan untuk organisasi kegiatan apa yang hendak diambil sumber-sumber apa yang diperlukan untuk mencapainya.
Tahap perencanaan strategi:
1. identifikasi tujuan dan sasaran.
2. penilaian kinerja berdasar tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
3. penentuan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.
4. implementasi perencanaan strategi.
5. evaluasi hasil dan perbaikan proses perencanaan strategi.
Menentukan tujuan untuk organisasi kegiatan apa yang hendak diambil sumber-sumber apa yang diperlukan untuk mencapainya.
Tahap perencanaan strategi:
1. identifikasi tujuan dan sasaran.
2. penilaian kinerja berdasar tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
3. penentuan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.
4. implementasi perencanaan strategi.
5. evaluasi hasil dan perbaikan proses perencanaan strategi.
Tujuan perencanaan strategi adalah mendapatkan keuntungan
kompetitiff (competitive advantage).
B. Penerapan Tujuan
Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk
manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat
mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama,
dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,
departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan,
sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi
ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk
melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan
tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir
pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja
lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang
manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat
menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan
tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu
proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer
tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
C. Pembuatan Keputusan
Bagaimana
anda mengambil keputusan ?
Sebagian besar dari kita membuat keputusan secara otomatis tanpa menyadari
bahwa orang-orang memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam mengambil
keputusan, yang mereka bawa ke dalam posisi masing-masing dalam sebuah
manajemen. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari
manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan
bagaimana sebuah organisasi dapat menyelesaikan masalahnya , mengerahkan
sumberdaya yang dimilikinya, dan mencapai tujuan-tujuannya.
Jenis-jenis keputusan dan masalahnya
Keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang
ada. Dan pengambilan keputusan merupakan proses dalam mengenali masalah-masalah
dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan.Jenis-jenis keputusan ada 2,
yaitu :
a) Keputusan Terprogram
Merupakan sebuah keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang
sering kali muncul sehingga ketentuan-ketentuan dalam mengambil keputusan dapat
dibuat dan diterapkan.
b) Keputusan Tidak Terprogram
Merupakan keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang unit, sulit
dikenali dan sangat tidak terstruktur, serta membawa konsekuensi penting bagi
organisasi.
Menghadapi Kepastian dan
Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah bahwa manajer
mengetahui tujun mana yang ingin dicapainya, tetapi informasi tentang
alternatif-alternatif dan peristiwa dimasa depan tidaklah lengkap. Keputusan terprogram dan tidak
terprogram berbeda karena ketidakpastian :
· Kepastian merupakan semua
informasi yang diperlukan telah tersedia
· Risiko merupakan keputusan memiliki tujuan yang jelas
dan informasi tersedia, tapi hasil dimasa yang akan datang belum pasti.
· Ketidakpastian merupakan informasi
tentang alternatif dan peristiwa di masa yang akan datang tidak lengkap.
· Ambigu dan Konflik merupakan
tujuan atau masalah tidak jelas dan
sulit untuk dipecahkan
· Manajer berusaha untuk memperoleh informasi tentang
alternatif keputusan.
Model pengambilan keputusan
Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil
keputusan biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini, yaitu model klasik,
model administrative atau model politik.
Model Klasik
Model klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi
rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang
ideal itu. Empat asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut
:
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang
diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua
alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk
memberikan nilai. Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.
Model Administratif
Model Aministratif merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan
yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi
yang dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan
ambiguitas. Model administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia
dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil
keputusan. Model Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep
yang dapat berperan dalam pembentukannya yaitu :
· Rasionalitas yang terbatas berarti
bahwa manusia memilikki keterbatasan atau batas-batas dalam kemampuannya untuk
berpikir rasional.
· Pemuasan berarti bahwa seorang
pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama yang dapat memuaskan
kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
· Intuisi merupakan aspek lain dari
pengambilan keputusan dengan model administrative. Intuisi adalah pemahaman
yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi
tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor
di organisasi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh
individu. Asumsi tersebut yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan
sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang adanya konsensus di antara
para manajer.
2. Prosedur rasional tidak selalu
digunakan
3. Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia,
informasi dan keterbatasan sumber daya.
4. Sebagian besar manajer akhirnya
melakukan pemuasan daripada mencari solusi yang paling baik
Model Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak
terprogram ketika situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan
adanya konflik antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan
apa yang akan dilakukan.model politik dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu
:
1. Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2. Informasi ambigu dan tidak lengkap
3. Manajer tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi
semua dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan
untuk menentukan tujuan dan alternatif
Langah-langkah dalam Mengambil
Keputusan
Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model
yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam)
langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang
efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Pengenalan syarat-syarat sebuah
keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu
apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu
dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika
pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang
muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan
organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja
diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.
2. Diagnosis dan Analisis
Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer
menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi
yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk
menspesifikasikan sebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti
apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan
dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari
peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari
aktifitas ini ?
3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah
dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur
organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya
pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi
keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang
tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa
menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa
membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di
organisasi.
4. Pemilihan Alternatif yang
Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan
tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang
dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba
menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer
kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat
mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan
sekiranya akan berhasil.
5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial,
administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan
digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan
alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini
diterjemahkan menjadi suatu tindakan
6. Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan.
Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya
mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini
efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting
karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah
berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang
nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.
Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan di antara
orang-orang yang berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah,
mengembangkan alternatif-alternatif, dan membuat pilihan. Sebuah penelitian
telah menemukan 4 (empat) gaya pengambilan keputusan. Gaya tersebut yaitu :
1. Gaya Direktif
Digunakan oleh
orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas.
Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan
memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan.
2. Gaya Analisis
Senang
mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin
yang dapat mereka kumpulkan.
3. Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga senag
memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi social
daripada mereka yang menyukai gaya analisis.
4. Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai
individu.
Mengapa Manajer Mengambil Keputusan
yang Salah ?
Beberapa factor yang menyebabkan seorang manajer membuat keputusan yang
salah diantaranya yaitu :
1. Terpengaruh oleh kesan pertama
Ketika sedang memikirkan atau mempertimbangkan sebuah keputusan, pikiran
sering kali memberikan bobot yang tidak sesuai dengan informasi pertama yang
diterimanya.
2. Membenarkan keputusan-keputusan
yang lalu
Banyak manajer yang jatuh ke dalam jebakan dengan membuat pilihan yang
membenarkan keputusan-keputusan yang lalu, bahkan jika keputusan tersebut tidak
lagi sah.
3. Melihat apa yang akan dilihat
Sangatlah penting bagi manajer untuk jujur pada dirinya sendiri tentang
motif yang dimilikinya serta penting juga bagi manajer untuk menguji semua
bukti yang ada dengan cara menilai yang setara.
4. Mempertahankan status quo
Manajer mungkin mendasarkan keputusannya pada apa yang telah berhasil
dimasa lalu dan gagal mengeksplorisasi pilihan-pilihan baru, menggali informasi
tambahan atau menyelidiki teknologi baru.
5. Terpengaruh oleh kerangka masalah
Respons keputusan manajer dapat dipengaruhi oleh sekadar bagaimana
masalah itu disampaikan oleh kata-kata.
6. Terlalu percaya diri
Sebagian besar orang memandang terlalu tinggi terhadap kemampuannya
dalam memperkirakan hasil yang tidak pasti.
Pengambilan Keputusan Kelompok yang
Inovatif
Manajer memang membuat beberapa keputusan sendirian, tetapi para
pengambil keputusan sering kali berkelompok. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pengambilan keputusan keputusan kelompok yang inovatif yaitu
:
a. Mulailah dengan curahan gagasan
Kunci untuk melakukan curahan gagasan yang efektif adalah bahwa setiap
orang dapat mengembangkan ide milik rang lain, semua ide dapat diterima
meskipun ide tersebut kedengaran gila. Tujuan dari curahan gagasan adalah untuk
mengumpulkan ide sebanyak mungkin.
b. Terlibat dalam perdebatan yang
sengit
Kunci yang penting dalam membuat keputusan yang lebih baik adalah dengan
melakukan perdebatan yang sengit mengenai masalah yang ada. Perdebatan yang
sengit dapat dipicu dengan beberapa cara. Salah satu caranya yaitu dengan
meyakinkan diri bahwa suatu kelompok itu memiliki perbedaan usia dan jenis
kelamin, bidang keahlian, tingkat hirearki dan pengalaman kerja.
c. Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak
mengutarakan opini-opini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok yang
jatuh dalam gropthink, hasrat untuk selalu harmonis mengalahkan pertimbangan
untuk mendapatkan keputusan yang berkualitas. Anggota kelompok lebih
mementingkan menjaga persatuan daripada meragukan permasalahan dan alternative
secara realistis.
d. Tahu kapan harus gagal
Dalam lingkungan yang bergerak cepat, manajer yang baik akan berani
mengambil risiko dan belajar dari kesalahan, tetapi manajer yang baik juga tidak
ragu untuk menghentikan hal yang tidak akan berhasil.
PERENCANAAN
A.
Proses Perencanaan
Proses perencanaan
dalam suatu bisnis sangat penting sekali, tanpa
perencanaan maka dalam suatu organisasi tidak akan mendapatkan tujuan yang
ingin dicapai maka dari itu untuk membentuk dan menjalankan suatu organisasi maka kita harus
menentukan sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan perencanaan.
2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan.
3. Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang.
4. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan.
5. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
1. Menentukan tujuan perencanaan.
2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan.
3. Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang.
4. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan.
5. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
TIPE PERENCANAAN YANG DIGUNAKAN PARA MANAJER
Meliputi :
Meliputi :
1. Perencanaan Jangka pendek (Short Range Plans)
2. Perencanaan Jangka panjang (Long Range Plans)
3. Perencanaan Strategi
4. Perencanaan Operasional
5. Perencanaan Tetap
6. Perencanaan Sekali Pakai
1. Perencanaan Jangka Panjang & Jangka Pendek
Ø
Perencanaan Jangka Pendek adalah
Perencanaan untuk jangka waktu 1 tahun atau kurang .
Ø
Perencanaan Jangka Menengah adalah
Perencanaan untuk jangka waktu 1 s/d 2 tahun.
Ø
Perencanaan Jangka Panjang adalah
Perencanaan untuk Jangka waktu 5 tahun atau lebih.
2. Perencanaan strategi dan operasional
Perencanaan
Strategi adalah Kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif yang telah
diarahkan.
Menentukan tujuan untuk organisasi kegiatan apa yang hendak diambil sumber-sumber apa yang diperlukan untuk mencapainya.
Tahap perencanaan strategi:
1. identifikasi tujuan dan sasaran.
2. penilaian kinerja berdasar tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
3. penentuan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.
4. implementasi perencanaan strategi.
5. evaluasi hasil dan perbaikan proses perencanaan strategi.
Menentukan tujuan untuk organisasi kegiatan apa yang hendak diambil sumber-sumber apa yang diperlukan untuk mencapainya.
Tahap perencanaan strategi:
1. identifikasi tujuan dan sasaran.
2. penilaian kinerja berdasar tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
3. penentuan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.
4. implementasi perencanaan strategi.
5. evaluasi hasil dan perbaikan proses perencanaan strategi.
Tujuan perencanaan strategi adalah mendapatkan keuntungan
kompetitiff (competitive advantage).
B. Penerapan Tujuan
Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk
manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat
mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama,
dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,
departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan,
sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi
ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk
melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan
tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir
pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja
lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang
manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat
menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan
tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu
proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer
tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
C. Pembuatan Keputusan
Bagaimana
anda mengambil keputusan ?
Sebagian besar dari kita membuat keputusan secara otomatis tanpa menyadari
bahwa orang-orang memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam mengambil
keputusan, yang mereka bawa ke dalam posisi masing-masing dalam sebuah
manajemen. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari
manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan
bagaimana sebuah organisasi dapat menyelesaikan masalahnya , mengerahkan
sumberdaya yang dimilikinya, dan mencapai tujuan-tujuannya.
Jenis-jenis keputusan dan masalahnya
Keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang
ada. Dan pengambilan keputusan merupakan proses dalam mengenali masalah-masalah
dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan.Jenis-jenis keputusan ada 2,
yaitu :
a) Keputusan Terprogram
Merupakan sebuah keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang
sering kali muncul sehingga ketentuan-ketentuan dalam mengambil keputusan dapat
dibuat dan diterapkan.
b) Keputusan Tidak Terprogram
Merupakan keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang unit, sulit
dikenali dan sangat tidak terstruktur, serta membawa konsekuensi penting bagi
organisasi.
Menghadapi Kepastian dan
Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah bahwa manajer
mengetahui tujun mana yang ingin dicapainya, tetapi informasi tentang
alternatif-alternatif dan peristiwa dimasa depan tidaklah lengkap. Keputusan terprogram dan tidak
terprogram berbeda karena ketidakpastian :
· Kepastian merupakan semua
informasi yang diperlukan telah tersedia
· Risiko merupakan keputusan memiliki tujuan yang jelas
dan informasi tersedia, tapi hasil dimasa yang akan datang belum pasti.
· Ketidakpastian merupakan informasi
tentang alternatif dan peristiwa di masa yang akan datang tidak lengkap.
· Ambigu dan Konflik merupakan
tujuan atau masalah tidak jelas dan
sulit untuk dipecahkan
· Manajer berusaha untuk memperoleh informasi tentang
alternatif keputusan.
Model pengambilan keputusan
Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil
keputusan biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini, yaitu model klasik,
model administrative atau model politik.
Model Klasik
Model klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi
rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang
ideal itu. Empat asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut
:
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang
diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua
alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk
memberikan nilai. Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.
Model Administratif
Model Aministratif merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan
yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi
yang dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan
ambiguitas. Model administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia
dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil
keputusan. Model Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep
yang dapat berperan dalam pembentukannya yaitu :
· Rasionalitas yang terbatas berarti
bahwa manusia memilikki keterbatasan atau batas-batas dalam kemampuannya untuk
berpikir rasional.
· Pemuasan berarti bahwa seorang
pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama yang dapat memuaskan
kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
· Intuisi merupakan aspek lain dari
pengambilan keputusan dengan model administrative. Intuisi adalah pemahaman
yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi
tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor
di organisasi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh
individu. Asumsi tersebut yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan
sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang adanya konsensus di antara
para manajer.
2. Prosedur rasional tidak selalu
digunakan
3. Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia,
informasi dan keterbatasan sumber daya.
4. Sebagian besar manajer akhirnya
melakukan pemuasan daripada mencari solusi yang paling baik
Model Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak
terprogram ketika situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan
adanya konflik antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan
apa yang akan dilakukan.model politik dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu
:
1. Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2. Informasi ambigu dan tidak lengkap
3. Manajer tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi
semua dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan
untuk menentukan tujuan dan alternatif
Langah-langkah dalam Mengambil
Keputusan
Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model
yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam)
langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang
efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Pengenalan syarat-syarat sebuah
keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu
apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu
dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika
pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang
muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan
organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja
diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.
2. Diagnosis dan Analisis
Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer
menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi
yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk
menspesifikasikan sebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti
apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan
dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari
peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari
aktifitas ini ?
3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah
dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur
organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya
pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi
keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang
tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa
menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa
membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di
organisasi.
4. Pemilihan Alternatif yang
Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan
tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang
dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba
menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer
kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat
mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan
sekiranya akan berhasil.
5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial,
administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan
digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan
alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini
diterjemahkan menjadi suatu tindakan
6. Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan.
Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya
mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini
efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting
karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah
berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang
nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.
Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan di antara
orang-orang yang berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah,
mengembangkan alternatif-alternatif, dan membuat pilihan. Sebuah penelitian
telah menemukan 4 (empat) gaya pengambilan keputusan. Gaya tersebut yaitu :
1. Gaya Direktif
Digunakan oleh
orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas.
Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan
memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan.
2. Gaya Analisis
Senang
mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin
yang dapat mereka kumpulkan.
3. Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga senag
memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi social
daripada mereka yang menyukai gaya analisis.
4. Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai
individu.
Mengapa Manajer Mengambil Keputusan
yang Salah ?
Beberapa factor yang menyebabkan seorang manajer membuat keputusan yang
salah diantaranya yaitu :
1. Terpengaruh oleh kesan pertama
Ketika sedang memikirkan atau mempertimbangkan sebuah keputusan, pikiran
sering kali memberikan bobot yang tidak sesuai dengan informasi pertama yang
diterimanya.
2. Membenarkan keputusan-keputusan
yang lalu
Banyak manajer yang jatuh ke dalam jebakan dengan membuat pilihan yang
membenarkan keputusan-keputusan yang lalu, bahkan jika keputusan tersebut tidak
lagi sah.
3. Melihat apa yang akan dilihat
Sangatlah penting bagi manajer untuk jujur pada dirinya sendiri tentang
motif yang dimilikinya serta penting juga bagi manajer untuk menguji semua
bukti yang ada dengan cara menilai yang setara.
4. Mempertahankan status quo
Manajer mungkin mendasarkan keputusannya pada apa yang telah berhasil
dimasa lalu dan gagal mengeksplorisasi pilihan-pilihan baru, menggali informasi
tambahan atau menyelidiki teknologi baru.
5. Terpengaruh oleh kerangka masalah
Respons keputusan manajer dapat dipengaruhi oleh sekadar bagaimana
masalah itu disampaikan oleh kata-kata.
6. Terlalu percaya diri
Sebagian besar orang memandang terlalu tinggi terhadap kemampuannya
dalam memperkirakan hasil yang tidak pasti.
Pengambilan Keputusan Kelompok yang
Inovatif
Manajer memang membuat beberapa keputusan sendirian, tetapi para
pengambil keputusan sering kali berkelompok. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pengambilan keputusan keputusan kelompok yang inovatif yaitu
:
a. Mulailah dengan curahan gagasan
Kunci untuk melakukan curahan gagasan yang efektif adalah bahwa setiap
orang dapat mengembangkan ide milik rang lain, semua ide dapat diterima
meskipun ide tersebut kedengaran gila. Tujuan dari curahan gagasan adalah untuk
mengumpulkan ide sebanyak mungkin.
b. Terlibat dalam perdebatan yang
sengit
Kunci yang penting dalam membuat keputusan yang lebih baik adalah dengan
melakukan perdebatan yang sengit mengenai masalah yang ada. Perdebatan yang
sengit dapat dipicu dengan beberapa cara. Salah satu caranya yaitu dengan
meyakinkan diri bahwa suatu kelompok itu memiliki perbedaan usia dan jenis
kelamin, bidang keahlian, tingkat hirearki dan pengalaman kerja.
c. Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak
mengutarakan opini-opini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok yang
jatuh dalam gropthink, hasrat untuk selalu harmonis mengalahkan pertimbangan
untuk mendapatkan keputusan yang berkualitas. Anggota kelompok lebih
mementingkan menjaga persatuan daripada meragukan permasalahan dan alternative
secara realistis.
d. Tahu kapan harus gagal
Dalam lingkungan yang bergerak cepat, manajer yang baik akan berani
mengambil risiko dan belajar dari kesalahan, tetapi manajer yang baik juga tidak
ragu untuk menghentikan hal yang tidak akan berhasil.
Sumber : Google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar